Terdapat beberapa jenis
anggrek di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor
terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu
berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis,
anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek
Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek
Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah. Untuk dapat
mememahami teknik dan cara budidaya anggrek perlu di ketahui tentang sifat
hidup anggrek. Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya,
yaitu:
1. Anggrek Ephytis
adalah jenis anggrek yang menumpang pada batang/pohon lain tetapi tidak
merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah
akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
2. Anggrek semi Ephytis
adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak
yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu
untuk mencari makanan untuk berkembang.
3. Anggrek tanah / anggrek Terrestris adalah
jenis anggrek yang hidup di atas tanah.
Anggrek memiliki manfaat
selain sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya
yang khas juga anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan
minyak wangi/minyak rambut. Tanaman anggrek banyak di tanam di Eropa terutama
Inggris, sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak
terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.
Teknik dan cara budidaya
anggrek perlu mengetahui iklim yang paling sesuai untuk anggrek.
Iklim yang berpengaruh
dalam teknik dan cara budidaya anggrek adalah:
Angin tidak dan curah
hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Sinar
matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya
berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
Suhu minimum untuk
pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam berada di
bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam
anggrek (di dataran tinggi Dieng).
Tanaman anggrek tidak
cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara
di siang hari 65-70 %.
- Pembibitan Bunga Anggrek :
1) Persyaratan Bibit
Bibit anggrek yang baik,
sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat,
pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.
2) Penyebaran Biji
Bibit anggrek berasal
dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:
a) Peralatan yang digunakan untuk penyebaran
biji harus bersih.
b) Mensterilkan biji
Sebelum biji disebar
harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air
kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam
botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah
warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades,
digojog berulang kali (2–3 kali).
c) Penyebaran biji anggrek
Botol-botol yang telah
disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol
dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman.
Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan
dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup
kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan
diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol
ditutup kita panaskan lagi diatas spritus kemudian ditutup kembali.
3) Teknik Penyemaian
Benih
a) Memeriksakan dengan
mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang
isi kuning coklat/warna lain.
b) Mempersiapkan botol
yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya
matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.
c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai
keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang
dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk
sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.
d) Mempersiapkan lemari
kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup
formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin
supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
e) Pembuatan sterilsasi
alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep
Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
1. Ca(NO3)2H2O : 1,00
gram
2. KH2PO4 : 0,25 gram
3. MgSO47H2O : 0,25 gram
4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram
5. Saccharose : 20 gram
6. FeSO4 4H2O : 0,25
gram
7. MnSO4 : 0,0075 gram
8. Agar-agar : 15–17,5
gram
9. Aquadest : 1000 cc
Pembuatan alas makanan
diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper.
Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C
selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih,
dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas
sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk mengetahui
sterilisasi yang sempurna.
4) Pemindahan Bibit
Setelah tanaman di dalam
botol berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit
sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm
atau 16 cm yang berlubang.
Siapkan pecahan genting,
dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga
serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci
bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu
dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:
a) Urea atau ZA : 0,50
mg
b) DS, TS atau ES : 0,25
mg
c) Kalium sulfat atau
K2SO4 : 0,25 mg
d) Air : 1000 cc
Alaternatif lain sebagai
alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K
perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah
dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu dapat
digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang
telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk isian
pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang
dipotong-potong sebesar ibu jari.
Pot yang disiapkan diisi
dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis
tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan).
Pemindahan bibit ke
dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air
bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman
dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci
kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot
dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik
lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah
lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
5) Pemindahan dari Pot
Penyemaian
Setelah tanaman pada pot
penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkanke pot biasa yang berdiamater
4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit
pinus yang telah direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
- Pengolahan Media Tanam Bunga Anggrek
Media tanam untuk
tanaman anggrek tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot
(dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman).
Apabila diameter pot
dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot
diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata
dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang
yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
b) Media tanam dalam
tanah dengan sistim bak-bak tanam.
Bak terbuat dari batu
bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah.
Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah
kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan
jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang
ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing- masing 1,5 m. Antara tiang
satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut
merupakan suatu rangkaian.
- Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan
Penyulaman
Penjarangan dan
penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang
sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
2) Penyiangan
Untuk tanaman anggrek
pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke
dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.
3) Pemupukan
Unsur makro yaitu unsur
yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg.
Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara
lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat
diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang
terlarut di dalamnya.
- Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
a) Pemupukan untuk bibit
(seedlings) dengan N, P, K.
Perbandingan
N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk
ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yang
mengandung N, P, K:
1. Urea : 0,6 gram untuk
1 liter air
2. ES : 0,3 gram untuk 1
liter air
3. ZK : 0,1 gram untuk 1
liter air
b) Pemupukan untuk
ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama
banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk
yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
1. Urea : 0,3 gram untuk
1 liter air
2. DS : 0,3 gram untuk 1
liter air
3. K2SO4 : 0,3 gram
untuk 1 liter air
c) Pemupukan untuk
ukuran berbunga (flowerings-size)
Tanaman yang sudah berbunga
dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.
- Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
a) Dalam bentuk
padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara hatihati, jangan
tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat
terbakar.
b) Disiramkan, yang mana
anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya.
c) Penyemprotan, cara
ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya
ditutup plastik.
Pupuk kandang yang
sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan
lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam
unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu dalam penyimpanan air,
apalagi pada musim kemarau.
Keburukan dari pupuk
kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk
itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di
dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada
sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
4) Pengairan dan
Penyiraman
Sumber air untuk
penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
a) Air Ledeng, baik
untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu
diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
b) Air sumur, baik untuk
menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
c) Air hujan, yang
ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.
d)Air kali/air selokan,
tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut
yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan
mungkin cukup baik.
Hal perlu diperhatikan
bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa
mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat
diuraikan sebagai berkut:
a) Pecahan
genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan sifat anggrek
yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan. Untuk
pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman lebih
sedikit.
b) Potongan sabut
kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas
karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak
menguntungkan karena mudah busuk.
c) Remukan akar pakis
yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air, setelah beberapa
bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih mudah
menyerap dan menahan air.
d) Potongan kulit pakis,
dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan.
Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air
lebih banyak. Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari
sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
5) Waktu Penyemprotan
Pestisida
Obat-obatan sebaiknya
disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00.
Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan
sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan
berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu
sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain:
a) Orthene 75 SP dosis
5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun
b) Bayrusil 250 EC dosis
2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
c) Malathion dosis 3
gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
d) Kelthane dosis 2
gram/liter air, untuk kutu
e) Metadeks dosis
dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air
f) Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur
dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air.
Untuk hama bekicot ada 2
cara pengendaliannya yaitu:
a) Menyebarkan obat
sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di
tambah air sedikit.
b) Membuat larutan 1 cc
Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605
kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan
tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu.